BUSINESS PLAN
AYAM PENYET SAMBAL TERASI PEDAS
PROPOSAL
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
AYAM PENYET SAMBAL TERASI PEDAS
PROPOSAL
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Oleh :
Keuis Siti Nurjanah
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI
2016
Keuis Siti Nurjanah
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I GAMBARAN BISNIS
A. Latar Belakang
B. Gambaran Bisnis
BAB II STRUKTUR PERUSAHAAN
A. Struktur Organisasi
B. Pembagian Tugas
BAB III PEMASARAN DAN STRATEGI
A. Peluang Pasar
B. Analisis Pesaing
C. Target Pasar dan Kebijakan STP
D. Strategi Pemasaran
E. Kebijakan 4P
BAB IV OPERASIONAL
A. Alat dan Bahan
B. Proses Pembuatan
BAB V KEUANGAN
A. Biaya Variabel dan Biaya Tetap
B. Perhitungan Harga Pokok Produksi
C. Modal Awal
D. Perhitungan Harga Jual
E. Perhitungan Laba Bersih
F. Perhitungan BEP (Break Event Point)
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berdasarkan pengamatan, kuliner merupakan hal yang cukup menjanjikan
sebagai faktor kebutuhan manusia akan konsumsi. Sehingga kamipun
melakukan bisnis kuliner ini sebab masyarakat tidak akan pernah bosan
dengan kuliner.
Konsumen dapat dibagi dengan beberapa tingkatan yakni: Pertama, The Loyal Consumen yakni konsumen yang rela mengeluarkan dana lebih demi terpenuhinya selera dan kebutuhan mereka akan kuliner. Kedua, The Straught Consumen yakni konsumen akan menghabiskan dananya hanya untuk mengkonsumsi makanan yang menurutnya sudah sesuai dengan selera mereka, sehingga mereka akan jarang untuk mencoba tempat yang baru.
Oleh karena itu kami menganalisa bahwa untuk menghadapi tipe-tipe konsumen tersebut adalah rumah makan ataupun produsen, harus mempertahankan cita rasa agar konsumen ataupun pasar dapat bertahan.
Kami mengambil segmentasi dari kalangan mahasiswa, masyarakat sekitar, dan masyarakat umum. Kami juga memilih tempat yang strategis untuk membuka kios bisnis makanan Ayam Penyet dengan menyewa warung tempat kami mendistribusikan produk ini yang lokasinya terletak di Jalan Batubeulah, Cisaruni, Singaparna. Selain itu, kami mengambil langkah untuk pemasaran dengan memanfaatkan sosial media, interaksi langsung serta menggunakan brosur.
Kami menjual Ayam Penyet ini dengan harga Rp. 11.000,00/ porsi. Dengan modal awal Rp Rp 6.710.800,00 kami optimis akan mendapatkan laba bersih/bulan sebanyak Rp. Rp.8.934.450,00 dengan asumsi banyaknya produksi 50 pcs/ hari. Sehingga apabila kita kalkulasikan selama satu tahun laba bersih yang dapat kita peroleh adalah sebanyak Rp. Rp107.213.400,00 dengan banyaknya produksi selama satu tahun sebanyak 18.000 porsi Ayam Penyet.
Konsumen dapat dibagi dengan beberapa tingkatan yakni: Pertama, The Loyal Consumen yakni konsumen yang rela mengeluarkan dana lebih demi terpenuhinya selera dan kebutuhan mereka akan kuliner. Kedua, The Straught Consumen yakni konsumen akan menghabiskan dananya hanya untuk mengkonsumsi makanan yang menurutnya sudah sesuai dengan selera mereka, sehingga mereka akan jarang untuk mencoba tempat yang baru.
Oleh karena itu kami menganalisa bahwa untuk menghadapi tipe-tipe konsumen tersebut adalah rumah makan ataupun produsen, harus mempertahankan cita rasa agar konsumen ataupun pasar dapat bertahan.
Kami mengambil segmentasi dari kalangan mahasiswa, masyarakat sekitar, dan masyarakat umum. Kami juga memilih tempat yang strategis untuk membuka kios bisnis makanan Ayam Penyet dengan menyewa warung tempat kami mendistribusikan produk ini yang lokasinya terletak di Jalan Batubeulah, Cisaruni, Singaparna. Selain itu, kami mengambil langkah untuk pemasaran dengan memanfaatkan sosial media, interaksi langsung serta menggunakan brosur.
Kami menjual Ayam Penyet ini dengan harga Rp. 11.000,00/ porsi. Dengan modal awal Rp Rp 6.710.800,00 kami optimis akan mendapatkan laba bersih/bulan sebanyak Rp. Rp.8.934.450,00 dengan asumsi banyaknya produksi 50 pcs/ hari. Sehingga apabila kita kalkulasikan selama satu tahun laba bersih yang dapat kita peroleh adalah sebanyak Rp. Rp107.213.400,00 dengan banyaknya produksi selama satu tahun sebanyak 18.000 porsi Ayam Penyet.
BAB I
GAMBARAN BISNIS
A. Latar Belakang GAMBARAN BISNIS
Usaha bisnis makanan merupakan bisnis yang senantiasa bertahan dan terus
berkembang dengan meningkatnya kebutuhan kuliner masyarakat. Ada
beberapa hal yang membuat bisnis ini terus tumbuh. Pertama, jumlah
penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat yang menyebabkan
kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pangan semakin meningkat pula.
Semakin meningkatnya kebutuhan pangan tersebut mendatangkan peluang
bisnis yang cukup menggiurkan. Salah satunya adalah bisnis makanan.
Kedua, makanan merupakan suatu kebutuhan masyarakat baik sebagai kebutuhan kuliner/jajanan maupun kebutuhan pokok. Bisnis makanan memiliki pangsa pasar tersendiri, yaitu pemuda seperti remaja, mahasiswa dan masyarakat penggemar kuliner. Salah satu bisnis makanan yang saat ini digemari adalah Ayam Penyet terutama bagi para penyuka sambal. Banyaknya penggemar Ayam Penyet meliputi kalangan bawah sampai kalangan atas menjadikan bisnis ini sebagai bisnis yang menjanjikan untuk memberikan keuntungan dan tidak mudah mengalami penurunan karena bisnis ini bukan merupakan bisnis musiman.
Bisnis makanan Ayam Penyet akan dikembangkan dengan sambal yang pas di lidah. Bisnis ini menyediakan produk yang memberikan cita rasa dan kepuasan tersendiri bagi konsumen terutama dalam hal kualitas rasa dan ukuran dengan jaminan kebersihan serta memberikan pelayanan yang memuaskan dengan harga yang terjangkau sehingga konsumen dapat menjadi pelanggan setia Ayam Penyet ini.
Dengan hadirnya usaha dari produksi “Ayam Penyet” ini kami yakin dapat meningkatkan perekonomian di masyarakat dan dapat mengembangkan suatu usaha jangka panjang yang berkelanjutan di masa depan yang berorientasi terhadap makanan yang sehat dan bergizi.
Kedua, makanan merupakan suatu kebutuhan masyarakat baik sebagai kebutuhan kuliner/jajanan maupun kebutuhan pokok. Bisnis makanan memiliki pangsa pasar tersendiri, yaitu pemuda seperti remaja, mahasiswa dan masyarakat penggemar kuliner. Salah satu bisnis makanan yang saat ini digemari adalah Ayam Penyet terutama bagi para penyuka sambal. Banyaknya penggemar Ayam Penyet meliputi kalangan bawah sampai kalangan atas menjadikan bisnis ini sebagai bisnis yang menjanjikan untuk memberikan keuntungan dan tidak mudah mengalami penurunan karena bisnis ini bukan merupakan bisnis musiman.
Bisnis makanan Ayam Penyet akan dikembangkan dengan sambal yang pas di lidah. Bisnis ini menyediakan produk yang memberikan cita rasa dan kepuasan tersendiri bagi konsumen terutama dalam hal kualitas rasa dan ukuran dengan jaminan kebersihan serta memberikan pelayanan yang memuaskan dengan harga yang terjangkau sehingga konsumen dapat menjadi pelanggan setia Ayam Penyet ini.
Dengan hadirnya usaha dari produksi “Ayam Penyet” ini kami yakin dapat meningkatkan perekonomian di masyarakat dan dapat mengembangkan suatu usaha jangka panjang yang berkelanjutan di masa depan yang berorientasi terhadap makanan yang sehat dan bergizi.
B. Gambaran Bisnis
1. Gambaran Produk
Produk “Ayam Penyet” merupakan makanan instan sehat yang bergizi dan memiliki potensi untuk bertahan dan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan kuliner masyarakat. Pembuatan produk “Ayam Penyet” ini berasal dari adanya keinginan untuk menyajikan jajanan yang murah, sehat dan nikmat dikalangan masyarakat. Usaha ini dipilih karena tingginya jumlah masyarakat penggemar kuliner khususnya “Ayam Penyet”, proyeksi keuntungan yang dihasilkan cukup besar serta besarnya peluang untuk sukses karena bisnis ini bukan merupakan bisnis musiman dan dapat terus berkembang melalui berbagai kreasi dan inovasi.
2. Visi dan Misi
Visi: “Menjadikan usaha Ayam Penyet dikenal banyak orang, menjadi jembatan antara selera dengan keinginan masyarakat akan Ayam Penyet yang bercita rasa khas dengan harga ekonomis dan mudah dijangkau juga ikut serta dalam memajukan perekonomian masyarakat dengan jiwa kewirausahaan”.
Misi :
Adapun misinya adalah sebagai berikut:
a. Memberikan rasa dan ciri khas yang berbeda dari ayam penyet lain
b. Menjaga dan meningkatkan kualitas Ayam Penyet.
c. Bekerjasama dengan peternak ayam yang terpecaya.
d. Melakukan inovasi baru baik dalam produk maupun pelayanan.
e. Menjaga konsistensi rasa.
f. Menjual menu dengan harga yang terjangkau sehingga dapat dinikmati siapapun.
g. Membantu memperbaiki gizi dan tingkat konsumsi daging ayam di masyarakat menengah kebawah.
h. Membuka cabang ditempat yang strategis.
i. Berorientasi pada kepuasan konsumen dan lingkungan.
3. Tujuan
a. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dengan memberikan pekerjaan sebagaimana dibutuhkan dalam usaha ini.
b. Menyediakan masakan ayam penyet dengan cita rasa yang khas dan lezat dengan harga yang sangat terjangkau serta memberikan pelayanan yang bersih dan berkualitas untuk memberikan kepuasan kepada konsumen di warung makan masakan ayam penyet.
c. Menjadikan usaha warung makan ayam penyet ini terus berkembang dengan membuka cabang di daerah-daerah lain.
d. Memperoleh keuntungan.
e. Membuat dan memperkenalkan pada masyarakat luas tentang produk makanan sehat dan bergizi.
f. Turut andil dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat.
4. Analisis SWOT
a.
Strenght (Kekuatan): Pekerjaannya tidak sulit, Sumber daya manusia
memadai, Banyak orang yang menyukai ayam penyet, Rasa yang pedas, unik,
enak dan menggoda, Halal, Bahan baku mudah di dapat, Harga terjangkau
sesuai dengan merk masyarakat indonesia, Menyediakan produk berkualitas,
Ukuran ayam cukup besar per-porsi dan Tampilan ayam yang meningkatkan
selera makan.
b. Weakness (Kelemahan) : Tidak mempunyai cukup dana (modal kecil), Saingan dalam berbisnis cukup banyak dan sudah banyak pejual lain dan minimnya pengalaman usaha.
c. Opporturrity (Peluang) : Banyak konsumen yang datang untuk membeli, Mendapatkan laba yang memuaskan, Mendirikan usaha ini karena banyaknya orang yang menyukai ayam penyet dan Tingkat permintaan ayam penyet tinggi.
d. Treatment (Ancaman): Kurangnya dana, Persaingan dengan pedagang lain, Munculnya produk lain yang lebih berkembang, Standarisasi mutu, Perubahan selera masyarakat dan Harga bahan baku dan bumbu yang cukup fluktiatif.
b. Weakness (Kelemahan) : Tidak mempunyai cukup dana (modal kecil), Saingan dalam berbisnis cukup banyak dan sudah banyak pejual lain dan minimnya pengalaman usaha.
c. Opporturrity (Peluang) : Banyak konsumen yang datang untuk membeli, Mendapatkan laba yang memuaskan, Mendirikan usaha ini karena banyaknya orang yang menyukai ayam penyet dan Tingkat permintaan ayam penyet tinggi.
d. Treatment (Ancaman): Kurangnya dana, Persaingan dengan pedagang lain, Munculnya produk lain yang lebih berkembang, Standarisasi mutu, Perubahan selera masyarakat dan Harga bahan baku dan bumbu yang cukup fluktiatif.
STRUKTUR PERUSAHAAN
A. Struktur Organisasi
Usaha Ayam Penyet membutuhkan tenaga kerja sebanyak 3 orang, dengan deskripsi 2 orang pada bagian produksi dan 1 orang pada bagian pemasaran. Sedangkan untuk bagian administrasi dan keuangan dikelola oleh pemilik. Berikut adalah struktur organisasi usaha Ayam Penyet Goang
Pemilik Usaha
Bagian Administrasi dan Keuangan
Bagian Produksi
Bagian Pemasaran dan Penjualan
B. Pembagian Tugas
1. Pemilik Usaha: Pemberi modal usaha, mengordinir jalannya usaha, dan merangkap sebagai bagian administrasi dan keuangan.
2. Bagian Administrasi dan Keuangan: Mencatat arus kas masuk dan arus kas keluar usaha dan membuat laporan keuangan usaha.
3. Bagian Produksi: Melakukan proses produksi dalam usaha dan menjaga mutu dan kualitas produk yang diproduksi.
4. Bagian Pemasaran dan Penjualan: Memasarkan produk yang telah diproduksi dan menjual produk yang telah diproduksi.
BAB III
PEMASARAN DAN STRATEGI
PEMASARAN DAN STRATEGI
A. Peluang Pasar
Peluang pasar sampai sekarang masih terbuka luas apabila dalam urusan
makanan biasanya konsumen tidak terlalu mementingkan harga, apabila
serasa dengan timbal balik atau rasa yang didapat. Dengan bahan baku
yang mudah didapat dan harga yang relatif terjangkau menjadikan peluang
keberhasilan dari Ayam Penyet kami cukup menjanjikan, karena sudah
banyak dikenal masyarakat dengan tidak mengesampingkan kandungan gizinya
serta cita rasa yang khas.
B. Analisis Pesaing
Harga yang digunakan pesaing tinggi, masih belum bisa dinikmati seluruh kalangan (hanya kalangan tertentu saja), Minyak goreng yang sudah dipakai berkali-kali, pelayangan yang tidak prima dan alat pendukung yang digunakan belum terjamin kehigienisannya.
C. Target Pasar dan Kebijakan STP
1. Segmenting : Pada kalangan remaja, mahasiswa maupun orang tua dari usia 14 sampai 40 tahun yang sedang berjalan – jalan siang ataupun yang jarang memasak pada malam hari.
2. Targeting : Remaja, mahasiswa, masyarakat sekitar dan masyarakat umum. Berjenis kelamin perempuan dan laki-laki (semua kalangan) yang menyukai berbagai jajanan atau wisata kuliner serta tentunya penyuka makanan pedas.
3. Positioning: Ayam penyet yang sehat dan bergizi karena memiliki banyak khasiat bagi kesehatan serta harganya terjangkau dengan cita rasa yang khas.
B. Analisis Pesaing
Harga yang digunakan pesaing tinggi, masih belum bisa dinikmati seluruh kalangan (hanya kalangan tertentu saja), Minyak goreng yang sudah dipakai berkali-kali, pelayangan yang tidak prima dan alat pendukung yang digunakan belum terjamin kehigienisannya.
C. Target Pasar dan Kebijakan STP
1. Segmenting : Pada kalangan remaja, mahasiswa maupun orang tua dari usia 14 sampai 40 tahun yang sedang berjalan – jalan siang ataupun yang jarang memasak pada malam hari.
2. Targeting : Remaja, mahasiswa, masyarakat sekitar dan masyarakat umum. Berjenis kelamin perempuan dan laki-laki (semua kalangan) yang menyukai berbagai jajanan atau wisata kuliner serta tentunya penyuka makanan pedas.
3. Positioning: Ayam penyet yang sehat dan bergizi karena memiliki banyak khasiat bagi kesehatan serta harganya terjangkau dengan cita rasa yang khas.
D. Strategi Pemasaran
1. Pengembangan Produk
Kami akan mengembangkan produk dengan membuat standar mutu produk yang tercatat secara legal dan mendapatkan sertifikat izin BPOM Indonesia.
2. Pengembangan Wilayah Pemasaran
Untuk pemasaran kami akan mencoba menawarkan produk kepada perusahaan yang berskala nasional maupun Asean guna mengembangkan produk kami yang khas serta membuka join venture kepada investor yang ingin menanamkan modalnya diproduk kami, dan yang terakhir mebuka cabang dikawasan publik.
3. Kegiatan Promosi
Kami berencana untuk menciptakan website produk kami sendiri, sehingga semua masyarakat dari berbagai penjuru dapat mengakses produk kami. Dan kami juga berusaha untuk menyediakan pelayanan delivery order kepada pelanggan untuk kedepannya.
E. Kebijakan 4P
1. Produk : Kebutuhan akan makanan nikmat dan berciri khas kuat yang di butuhkan di semua kalangan remaja, orang tua dan kalangan para pekerja yang sibuk dengan pekerjaan sehingga menginginkan makanan yang siap saji dan praktis. Memiliki packaging menggunakan steroffom untuk yang dibungkus dan piring untuk yang makan di tempat.
2. Price : Harga dari segala bahan relatif murah dan mudah ditemukan, modal promisi relatif kecil. Agar mendapatkan profit besar dan berlipat. Memiliki harga Rp.11.000,00/porsi dalam bentuk sudah matang.
3. Place : Tempat yang mudah dijangkau kendaraan ataupun berjalan kaki (strategis). Kenyamanan dari segi tempat makan dan tingkat kebersihan dan keramahan para pelayan menjadi nilai plus untuk penilaian para konsumen. Lokasinya terletak di Jalan Batubeulah, Cisaruni, Singaparna
4. Promotion : Keramahan dan kenyamanan tempat bisa menjadi komunikasi antar konsumen dengan konsumen lainnya sehingga konsumen pertama bisa mengajak konsumen lainnya untuk datang. Promosi melalui media sosial baik instagram, fb, twitter dan fanpage.
BAB IV
OPERASIONAL
OPERASIONAL
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang diperlukan untuk membuat Ayam Penyet adalah
a. Wajan g. Serok
b. Baskom h. Spatula
c. Pisau i. Tabung gas
d. Cobek j. Kompor
e. Talenan k. Regulator dan selang
f. Mangkuk l. Sarung tangan
g. Sendok
2. Bahan :
a. 1 Kg ayam yang segar dan bagus, potong menjadi beberapa bagian
b. 2 cm jahe, kupas dan memarkan
c. 2 ruas lengkuas, dimemarkan
d. 1,5 liter air bersih
e. 2 buah serai, dimemarkan
f. 2 lembar daun salam
g. 1 Jeruk lemon/ Nipis
h. 10 siung bawang putih
i. 2 cm kunyit segar,kupas
j. 8 butir kemiri, disangrai
k. 1 sendok makan garam
Sambal :
a. Terasi sedikit
b. Daun jeruk nipis 2 lembar, kemudian dibuang bagian batang daunnya
c. Cabe merah keriting 1 buah
d. Cabe rawit merah 10 buah
e. Garam secukupnya
f. Tomat merah 1 buah
g. Gula secukupnya
h. Bawang merah 2
i. Bawang putih 2
j. Sasa penyedap rasa secukupnya
k. Masako secukupnya
B. Proses Pembuatan
1. Pertama ayam dilumuri air jeruk lemon/nipis dan 1 sendok teh garam dan diamkan 15 menit. Cuci bersih kembali.
2. Rebuslah air dan masukkan bumbu yang dihaluskan, serai, jahe, daun salam, dan lengkuas, cicipi rasa bumbunya.
3. Kemudian masukkan potongan ayam ke dalam air rebus itu dan masak dengan api sedang hingga ayam lunak. Angkat dan tiriskan.
4. Terakhir Goreng ayam hingga matang. Kalau sudah matang, angkat lalu penyet / tekan ayam.
5. Untuk sambal: siapkan minyak, lalu goreng semua bumbu (bawang putih, bawang merah, tomat, terasi, cabe rawit dan cabe besar dengan api kecil.
6. Setelah bumbu matang, ulek semua bumbu yang sudah digoreng. Campur dengan garam, sasa, masako dan terakhir jeruk nipis.
7. Setelah selesai, lalu hidangkan ayam yang sudah dipenyet dengan campuran sambal terasi.
1. Pertama ayam dilumuri air jeruk lemon/nipis dan 1 sendok teh garam dan diamkan 15 menit. Cuci bersih kembali.
2. Rebuslah air dan masukkan bumbu yang dihaluskan, serai, jahe, daun salam, dan lengkuas, cicipi rasa bumbunya.
3. Kemudian masukkan potongan ayam ke dalam air rebus itu dan masak dengan api sedang hingga ayam lunak. Angkat dan tiriskan.
4. Terakhir Goreng ayam hingga matang. Kalau sudah matang, angkat lalu penyet / tekan ayam.
5. Untuk sambal: siapkan minyak, lalu goreng semua bumbu (bawang putih, bawang merah, tomat, terasi, cabe rawit dan cabe besar dengan api kecil.
6. Setelah bumbu matang, ulek semua bumbu yang sudah digoreng. Campur dengan garam, sasa, masako dan terakhir jeruk nipis.
7. Setelah selesai, lalu hidangkan ayam yang sudah dipenyet dengan campuran sambal terasi.
BAB V
KEUANGAN
KEUANGAN
A. Biaya Variabel dan Biaya Tetap
1. Biaya Variabel
No Keterangan Banyaknya Harga /Satuan Jumlah
1 Ayam 150 kg Rp 30.000,00 Rp 4.500.000,00
2 Jahe 30 buah Rp 500,00 Rp 15.000,00
3 Lengkuas 60 ruas Rp 500,00 Rp 30.000,00
4 Serai 60 buah Rp 500,00 Rp 30.000,00
5 Daun Salam 60 lmbr Rp 500,00 Rp 30.000,00
6 Bawang Putih 300 siung Rp 200,00 Rp 60.000,00
7 Kunyit 30 buah Rp 500,00 Rp 15.000,00
8 Kemiri 240 butir Rp 500,00 Rp 120.000,00
9 Garam 10 bks Rp 1.000,00 Rp 10.000,00
10 Jeruk lemon /Nipis 30 buah Rp 1.000,00 Rp 30.000,00
11 Minyak Goreng 60 L Rp 10.000,00 Rp 600.000,00
12 Tomat 30 buah Rp 500,00 Rp 15.000,00
13 Cabe Rawit 75 ons Rp 4.000,00 Rp 300.000,00
14 Cabe Merah 10 ons Rp 3.000,00 Rp 30.000,00
15 Bawang Merah 60 siung Rp 200,00 Rp 12.000,00
16 Masako 30 bks Rp 500,00 Rp 15.000,00
17 Gula 30 Rp 1.500,00 Rp 45.000,00
18 Terasi 30 bks Rp 500,00 Rp 15.000,00
19 Sasa 30 bks Rp 500,00 Rp 15.000,00
Total Biaya Variabel Selama Sebulan R p 5.887.000,00
2. Biaya Tetap
No Keterangan Banyak Harga/ Satuan Jumlah B. Penyusutan
1 Wajan 1 Rp 70.000,00 Rp 70.000,00 Rp 3.000,00
2 Baskom 1 Rp 21.500,00 Rp 21.500,00 Rp 900,00
3 Pisau 3 Rp 35.000,00 Rp 105.000,00 Rp 4.400,00
4 Cobek 1 Rp 40.000,00 Rp 40.000,00 Rp 1.700,00
5 Talenan 2 Rp 15.000,00 Rp 30.000,00 Rp 1.250,00
6 Mangkok 2 Rp 11.000,00 Rp 22.000,00 Rp 950,00
7 Sendok 2 Rp 4.000,00 Rp 8.000,00 Rp 400,00
8 Serok 1 Rp 20.000,00 Rp 20.000,00 Rp 850,00
9 Spatula 1 Rp 15.000,00 Rp 15.000,00 Rp 650,00
10 Tabung gas 1 Rp107.000,00 Rp 107.000,00 Rp 4.500,00
11 Kompor 1 Rp157.300,00 Rp 157.300,00 Rp 3.300,00
12 Regulator dan Selang 1 Rp213.000,00 Rp 213.000,00 Rp 6.000,00
13 Sarung tangan 1 Rp 15.000,00 Rp 15.000,00 Rp 650,00
Total Biaya Tetap Selama Sebulan Rp 823.800,00 Rp28.550,00
B. Perhitungan Harga Pokok Produksi
Biaya Bulanan :
Biaya Variabel Rp 5.887.000,00
Biaya Gas, Listrik dan Air Rp 150.000,00
Biaya Pegawai Rp 1.500.000,00
Biaya Penyusutan Rp 28.550,00
Jumlah Rp 7.565.550,00
Jumlah biaya per hari Rp 252.185,00
RP. 7.565.550,00 : 30 hari
Harga Pokok Produksi Rp 5.043,70
Rp. 252.185,00 : 50 porsi
C. Modal Awal
Total biaya awal = Biaya Variabel + Biaya Tetap
= Rp 5.887.000,00 + Rp 823.800,00
= Rp 6.710.800,00
D. Perhitungan Harga Jual
Ayam Penyet Satuan
Harga Jual = HPP + laba X
X = Rp 5.100 + 100% X
X = Rp. 5.100 + Rp. 5.100
X = Rp. 10.200 atau Rp. 11.000,00/porsi
Jadi, harga jual untuk Ayam Penyet satuan adalah Rp 11.000,00/porsi
E. Perhitungan Laba Bersih
Pendapatan
Ayam Penyet (Rp 11.000,00 x 50 porsi x 30 hari) Rp16.500.000,00
Pengeluaran :
Biaya Produksi Rp 5.887.000,00
Biaya Gas, Listrik dan Air Rp 150.000,00
Biaya Pegawai Rp 1.500.000,00
Biaya Penyusutan Rp 28.550,00
Jumlah (Rp7.565.550,00)
Laba Bersih Rp. 8.934.450,00
Jadi, laba bersih tiap bulan dengan asumsi satu hari terjual sebanyak 50 porsi adalah sebesar Rp. 8.934.450,00.
F. Perhitungan Break Event Point (BEP)
BEP/porsi = FC
P-VC
BEP/porsi = Rp.1.678.550,00
Rp. 11.000 – Rp.5.100
BEP/porsi = 329,13 atau 330 porsi per bulan
BEP per hari yaitu sebanyak:
330 porsi : 30 hari = 11 porsi per hari
Jadi, perusahaan untuk mencapai BEP per hari harus menjual sebanyak 11 porsi.
Pengembalian Modal
BEP/porsi = Total modal awal
Keuntungan per bulan
BEP/porsi = Rp 6.710.800,00
Rp.8.934.450,00.
BEP/porsi = 0.75 bulan
Jadi, perusahaan akan mampu mengembalikan modal awal setelah 0.75 bulan. Dengan target pesimis hanya dapat menjual 25 porsi/hari sehingga mampu mengembalikan modal setelah 1.5 bulan.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa usaha Ayam Penyet ini dapat membuka peluang usaha yang cukup besar
dengan memperkuat konsep dan pemasaran yang akan dilakukan agar usaha
ini lebih maju dan lebih besar lagi.
Salah satu bisnis makanan yang saat ini digemari adalah Ayam Penyet terutama bagi para penyuka sambal. Banyaknya penggemar Ayam Penyet meliputi kalangan bawah sampai kalangan atas menjadikan bisnis ini sebagai bisnis yang menjanjikan untuk memberikan keuntungan dan tidak mudah mengalami penurunan karena bisnis ini bukan merupakan bisnis musiman. Ayam Penyet memiliki cita rasa khas dengan harga ekonomis dan mudah dijangkau.
B. Saran
Dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan fokus, tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri, dengan demikian ketekunan dalam menjalankan usaha adalah suatu keharusan.
Perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan yaitu modal terus berkurang. Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah dan terhindar dari resiko yang lebih besar.
Salah satu bisnis makanan yang saat ini digemari adalah Ayam Penyet terutama bagi para penyuka sambal. Banyaknya penggemar Ayam Penyet meliputi kalangan bawah sampai kalangan atas menjadikan bisnis ini sebagai bisnis yang menjanjikan untuk memberikan keuntungan dan tidak mudah mengalami penurunan karena bisnis ini bukan merupakan bisnis musiman. Ayam Penyet memiliki cita rasa khas dengan harga ekonomis dan mudah dijangkau.
B. Saran
Dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan fokus, tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri, dengan demikian ketekunan dalam menjalankan usaha adalah suatu keharusan.
Perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan yaitu modal terus berkurang. Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah dan terhindar dari resiko yang lebih besar.